Kehidupanku Di Dawlah Islam (Seri 1)

kehidupanku

Kehidupanku Di Dawlah Islam (Seri 1)

Oleh: Bird of Jannah

Diterjemahkan oleh : TIM Hoor Al-‘Ayn

Aku ingat saat itu adalah malam yang dingin. Aku kedinginan dan kelelahan. Lelah karena berjalan, aku tidak yakin berapa jauh lagi aku harus berjalan. Aku berada dalam sekelompok orang asing, melintasi perbatasan. Setiap orang memiliki ceritanya masing-masing, setiap orang memiliki rasa sakit untuk diceritakan – tapi kami punya tujuan yang sama malam itu –. Hijrah karena Allaah Ta’alaa.

Aku melihat ke sekeliling. Aku melihat wanita tua berusia sekitar 60 tahun-an. Dia bersama dengan putrinya yang aku sangat yakin kehamilannya di usia trimester ketiga.Aku melihat Ummu Yusuf dengan 2 orang anaknya. Ummu Zayd yang sedang hamil 7 bulan dan Ummu Salah. Aku tidak terlalu memperhatikan para ikhwan, tapi aku melihat seorang laki-laki tua berumur sekitar 70 tahun – menyebrangi perbatasan bersama kami. Air mata ku mengalir – bukan karena sedih tapi karena merasa terhormat karena Allaah telah merberkahiku untuk pergi bersama mereka. Setelah berjalan jauh, beberapa ikhwan mendatangi kami dari arah berlawanan dan mendekati ikhwan-ikhwan dari kelompok kami.

Saat aku melihat mereka, aku melihat mobil dengan kalimat tauhid tertulis di mobil tersebut. Jantungku berdegup kencang!

Beberapa menit kemudian, para ikhwan dari kelompokku ber-Takbir dan ber-Sujud! . Mereka saling berpelukan dan aku bisa mendengar semuanya mulai menangis. Aku belum bisa memahami apa yang terjadi.

Umm Yusuf, mendatangiku dan berkata “Syam! Kamu berada di syam, selamat!” (dengan bahasa arab) . Aku tidak mengerti apa yang ia ucapkan tapi aku yakin perjalananku terwujud.  Mereka bertiga (Ummu Yusud, Ummu Zayd, Ummu Salah) mendatangiku dan memelukku sambil menangis.

” Syam, kau telah sampai!” (dengan bahasa inggris) . Hatiku berteriak gembira.

Aku tak percaya aku bisa melakukannya. Malam itu malam yang mengesankan. Kami memuji Allaah lagi dan lagi, saling mengucapkan selamat kepada yang lain. Malam itu 3 orang asing ini memjadi orang yang paling penting dalam hidupku.

Setelah itu, para ikhwan mengajak kami untuk masuk ke mobil dan mengantar kami ke makkar. Terlalu banyak hal yang ada dalam fikiranku. Aku menutup mata, dan aku bersyukur kepada Allaah.

Bird of Jannah, Syria

Bersambung.

Leave a comment